Senin, 12 Desember 2011

CONTOH AMALAN YANG TERBALIK :




CONTOH AMALAN YANG TERBALIK :

1.   Amalan SELAMATAN/KENDURI beberapa malam setelah  saudara/keluarga/ tetangga kita meninggal (malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh  dan seterusnya) adalah terbalik dengan yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW  dimana Rosulullah telah menganjurkan tetangga memasak makanan/minuman untuk  keluarga yang berduka guna meringankan kesedihan & kesusahan mereka.  Keluarga yang telah ditimpa kesedihan tersebut terpaksa menyediakan makanan  & membeli segala sesuatu untuk mereka yang datang membaca Tahlil/doa &  mengaji. Tidakkah mereka yang hadir & makan tersebut tidak khawatir termakan  harta anak yatim yang ditinggalkan oleh si mati atau atau harta peninggalan si  mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam?

2.  Kalau datang ke RESEPSI/PESTA Pernikahan/Khitanan selalu berisi  hadiah/uang waktu bersalaman. Kalau tidak ada uang maka kita segan untuk pergi.  Tetapi kalau mendatangi tempat orang meninggal, kita tidak malu untuk salaman  tanpa isi/uang. Sepatutnya pada saat kita mendatangi tempat orang meninggallah  kita seharusnya memberi sedekah. Sebenarnya jika ke Resepsi/Pesta  Pernikahan/Khitanan, tidak memberipun tidak apa-apa. Karena tuan rumah yang  mengundang untuk restu kepada mempelai & makan bukan untuk menambah  pendapatannya.

3.  Ketika datang ke sebuah gedung/rumah mewah atau menghadiri rapat  dengan pejabat, kita BERPAKAIAN bagus, rapi & indah tapi bila menghadap  Allah baik di rumah maupun di Masjid , pakaian yang dipakai adalah pakaian  seadanya. Tidakkah ini suatu perbuatan yang terbalik?

4.  Kalau BERTAMU ke rumah orang diberi kue/minum, kita merasa malu  untuk makan sampai habis, padahal yang dituntut adalah jika hidangan tidak  dimakan akan menjadi mubazir dan tidak menyenangkan tuan rumah.

5.  Kalau SHALAT SUNAH di Masjid sangat rajin tapi kalau di rumah,  malas. Sedangkan sebaik-baik Shalat Sunnah adalah yang dilakukan di rumah  seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk menghindari rasa riya’/pamer.  

6.  Bulan PUASA adalah bulan mendidik nafsu termasuk nafsu makan yang  berlebihan tetapi kebanyakan orang mengaku bahwa biaya makan dan belanja di  bulan puasa adalah yang tertinggi dalam setahun. Padahal seharusnya yang  terendah. Bukankah terbalik amalan kita?

7.  Kalau untuk menjalankan ibadah HAJI , sebelum berangkat, banyak  orang mengadakan Selamatan/Do’a bersama tetapi setelah kembali dari Haji, tidak  ada doa bersama untuk bersyukur. Anjuran doa bersama/selamatan dalam Islam  diantaranya adalah karena selamat dari bermusafir/perjalanan jauh bukan  karena akan bermusafir. Bukankah amalan ini terbalik? Atau kita mempunyai tujuan  lain?

8.  Semua orang tua akan kecewa jika anak-anaknya gagal dalam ujian.  Maka dicari & diantarlah anak-anak ke tempat kursus walau dengan biaya  tinggi. Tapi kalau anak tidak dapat BACA AL-QUR’AN , mereka tidak berusaha  mencari/ mengantar anak-anak ke tempat kursus baca Al-Qur’an atau kursus  pelajaran Islam. Kalau guru kursus sanggup dibayar sebulan Rp. 300.000,- per  bulan untuk satu pelajaran dan 8 kali pertemuan saja, tapi kepada Ustadz yang  mengajarkan mengaji hanya Rp. 100.000,- per bulan untuk 20 kali pertemuan.  Bukankah terbalik amalan kita? Kita sepatutnya lebih malu jika anak tidak dapat  baca Al-Qur’an atau Shalat dari pada tidak lulus ujian.

9.  Siang-malam, panas-hujan badai, pagi-petang kita bekerja mengejar  rezeki Allah dan mematuhi peraturan kerja. Tapi ke rumah Allah ( MASJID ) tidak  hujan tidak panas, tidak siang, tidak malam tetap tidak datang ke Masjid.  Sungguh tidak tahu malu manusia begini, rezeki Allah diminta tapi untuk mampir  ke rumah-Nya segan dan malas..

10. Seorang isteri kalau mau keluar rumah dengan suami atau tidak, BERHIAS  secantik mungkin. Tapi kalau di rumah…? Sedangkan yang dituntut seorang isteri  itu berhias untuk suaminya bukan untuk orang lain. Perbuatan amalan yang  terbalik ini membuat rumah tangga kurang bahagia.

Cukup dengan contoh-contoh di atas. Marilah kita berlapang dada menerima  hakikat sebenarnya. Marilah kita beralih kepada kebenaran agar hidup kita  menurut landasan dan ajaran Islam yang sebenarnya bukan yang dirubah mengikuti  selera kita. Allah yang menciptakan kita, maka biarlah Allah yang menentukan  peraturan hidup kita.

Sabda Rasulullah SAW : "Sampaikanlah pesanku walau hanya satu ayat".

(Riwayat Bukhari ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar